Lagu Hymne Pramuka
Satya Darma Pramuka
(Kak Husein Mutahar)
Manusia Pancasila
Satyaku kudharmakan
Dharmaku kubaktikan
Agar jaya Indonesia
Indonesia tanah airku
Kami jadi pandu mu
Profil Singkat Husein Mutahar
H. Muntahar atau Husein Muntahar atau Husein bin Salim bin Ahmad al-Muntahar lahir di Semarang, pada tanggal 5 Agustus tahun 1916. Beliau lahir di keluarga al-Mutahar yang merupakan keturunan Arab-Indonesia dan keturunan dari nabi Muhammad SAW. (Habib/Sayyid). Beliau terkenal dengan julukan "Bapak Paskibra Indonesia" dan juga pencipta dari berbagai lagu nasional seperti "Syukur" dan "Hari Merdeka".
Kak Muntahar menempuh pendidikan awal (Sekolah Dasar) di Europeesche Lagere School (ELS). Setelah itu beliau melanjutkan ke pendidikan tingkat menengah yaitu Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO) dan Algemene Middelbare School (AMS - Setingkat SMA) di Yogyakarta dengan jurusan Sastra Timur yang berfokus pada Bahasa Melayu. Beliau juga sempat untuk berkuliah di Universitas Gadjah Mada (UGM) selama sekitar satu tahun sebelum beliau berhenti dan bergabung dalam revolusi perjuangan kemerdekaan.
Selain dikenal di kalangan Pramuka, Kak Muntahar juga dikenal sebagai penggagas Paskibraka (Pasukan Pengibar Bendera Pusaka). Beliau adalah merancang tata upacara dan memilih para pemuda untuk mengibarkan bendera pusaka di Yogyakarta pada tahun 1946 yang kemudian berkembang menjadi tradisi nasional. Karena ini beliau sering disebut sebagai Bapak Paskibraka.
Selama hidupnya Kak Muntahar menjadi salah satu orang yang sangat aktif untuk menciptakan berbagai lagu yang populer. Lagu-lagu beliau mencakup mulai dari lagu anak, lagu kebangsaan, ataupun kepanduan. Di antara lagu beliau adalah Syukur, Hari Merdeka (17 Agustus), Himne Pramuka, Gembira, Tepuk Tangan Silang-Silang, dan lain sebagainya.
Selain itu Kak Muntahar juga pernah berkecimpung di dunia politik atau administrasi negara. Beliau pernah menjabat sebagai Pejabat Departemen Luar Negeri, Panglima Angkatan Laut, Duta Besar Indonesia di Vatikan, dan Pejabat Tinggi Sekretariat Negara. Beliau juga mendapatkan beberapa penghargaan seperti Bintang Gerilya (1949) dan Bintang Mahaputera Pratama.
Kak Husein Mutahar wafat di Jakarta pada tanggal 9 Juni 2004 di umur 87 tahun. Dari sumber-sumber yang ada beliau meninggal karena sakit usia tua. Jenazah beliau dimakamkan di Taman Pemakaman Umum (TPU) Jeruk Purut, Jakarta Selatan. Sesuai dengan wasiat beliau, pemakamannya berlangsung secara sederhana, tanpa adanya upacara kenegaraan meskipun Kak Husein Muntahar merupakan tokoh besar dan penerima tanda kehormatan negara.